Saat ini jika kita mendengar potongan nada dengan syair "Indonesia Tanah Airku ..." biasanya dalam hati kita otomatis akan ikut bernyanyi " Tanah tumpah darahku ..." dan seterusnya.
Lagu tersebut sudah mendarah daging dalam hati dan pikiran kita karena sering kita nyanyikan semenjak Sekolah Dasar bahkan mungkin sejak Taman Kanak Kanak.
Itulah lagu INDONESIA RAYA Ciptaan Wage Rudolf Soepratman.
Lagu tersebut pertama kali diperdengarkan pada Konggres Pemuda ke II di Jakarta pada tanggal 28 - 29 Oktober 1928. yang menghasilkan Sumpah Suci Pemuda Indonesia:
- Satu Tanah Air, Indonesia
- Satu Bangsa, Indonesia
- Satu Bahasa, Indonesia
Dalam gegap gempitanya Sumpah Sakti Pemuda, tampilah W.R Soepratman yang ingin mempersembahkan lagu ciptaannya. Dan permintaan itu disetujui. Ketika W.R Soepratman mulai menggesek biolanya dengan kidmat, para pendengar terdiam mendengarkannya. Kemudian dilanjutkan suara paduan suara dari Perkumpulan Pelajar Pelajar Indonesia yang dipimpin sendiri oleh W.R Soepratman.
Lagu ciptaan W.R. Soepratman menghunjam dalam dada, menggelorakan pendengarnya apalagi ketika sampai pada kata - kata
Indones, Indones, Merdeka, Merdeka
Tanahku negeriku yang kucinta
Indones, Indones, Merdeka, Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Berikut adalah teks asli yang ditulis oleh W.R Soepratman.
KOUPLET I:
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Menjaga pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Kebangsaan tanah airku
Marilah kita berseru
"Indonesia bersatu!"
Hiduplah tanahku
Hiduplah negeriku
Bangsaku, jiwaku semuanya
Bangunlah rakyatnya
bangunlah bangsanya
Untuk Indonesia Raya
REFFREIN:
Indones, Indones, Merdeka, Merdeka
Tanahku, negeriku, yang kucinta
Indones, Indones, Merdeka, Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
KOUPLET II:
Indonesia tanah yang mulia
Tanah kita yang kaya
Disanalah aku hidup
untuk selama lamanya
Indonesia tanah pusaka
Pusaka kita semuanya
Marilah kita berseru
"Indonesia Bersatu!"
Suburlah tanahnya
Suburlah jiwanya
Bangsanya rakyatnya semuanya
Sadarlah hatinya
Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
REFREIN:
Indones, Indones, Mereka, Merdeka
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indones, Indones, Mereka, Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
KOUPLET III:
Indonesia Tanah yang Suci
Tanah kita yang sakti
Disanalah aku berdiri
Menjaga Ibu Sejati
Indonesia Tanah berseri
Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji
Indonesia Abadi
Selamatlah Rakyatnya
Selamatlah Puteranya
Pulaunya, Lautnya, semuanya
Majulah Negerinya
Majulah Pandunya
Untuk Indonesia Raya
REFREIN:
Indones, Indones, Mereka, Merdeka
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indones, Indones, Mereka, Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Akhirnya lagu itu dalam Kongres diterima sebagai lagu kebangsaan dan segera menyebar di seluruh Indonesia.
bahkan Bung Karno yang waktu itu berada di Bandung menyuruh orang menemui W.R Soepratman untuk meminta teksnya dan diajarkan pada warga PNI.
Pada tahun 1929 pada Kongres PNI ke II di Gedung Gang Kenari di Jakarta, W.R Soepratman diminta memperdengarkan lagu Indonesia Raya. Sebelum lagu tersebut dimulai, Bung Karno selaku pemimpin umum PNI menyerukan," Semua hadirin diminta berdiri, untuk menghormat Lagu Kebangsaan Indonesia Raya"
Semenjak itu pada saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan maka selalu dihormati dan dinyanyikan dengan berdiri.
Melihat situasi ini, pemerintah Hindia belanda tidak tinggal diam. Pemerintah Hindia Belanda menyatakan bahwa tidak berkeberatan lagu Indonesia raya dinyanyikan, tetapi kalimat "Indones, Indones, Merdeka, Merdeka" tidak boleh dicantumkan.
Agar semangat persatuan dan gelora perjuangan tidak berhenti karena dilarangnya lagu itu, maka Soepratman mengubah kalimatnya menjadi
Indonesia Raya, mulia, mulia
Tanahku, Negeriku yang kucinta !
Selanjutnya lagu itu diberi nama lagu "Indonesia Raya"
Semenjak diterima dan diakui sebagai lagu kebangsaan pada Kongres Pemuda ke II, lagu Indonesia Raya menjadi populer dan sering dinyanyikan di seluruh pelosok tanah air. Oleh sebab itu dipandang perlu teks musik yang lebih tepat.
Pada tahun 1944 dibentuklah Panitia Lagu Kebangsaan yang diketuai oleh Bung Karno dengan anggota Ki Hadjar Dewantara, Achiar, Soedibyo, Darmawidjaja, Koesbini, K.H.M Mansjur, Mr. Mohamad Yamin, Mr. Sastromoeljono, Sanoesi Pane, Simandjutak, Mr. Achmad Soebardjo, dan Mr. Oetojo.
Pada tanggal 8 September 1944 Panitia Lagu Kebangsaan menetapkan 4 putusan sebagai berikut:
- Apabila lagu Indonesia Raya dinyanyikan 1 kouplet saja, maka ulangan dilagukan 2 kali . Jika dinyanyikan 3 kouplet, maka ulangannya dilagukan 1 kali tetapi pada kouplet ketiga, ulangannya dinyanyikan 2 kali.
- Ketika menaikkan bendera Merah Putih, maka Lagu Kebangsaan Indonesia Raya harus diperdengarkan dengan ukuran cepat 104. Ketika sedang berbaris maka dipakailah menurut keperluan cepat 1 - 2 - 120
- Kata "semua" diganti "semuanya", not ditambahi "do"
- Istilah "refrein" diganti dengan istilah "ulangan"
KOUPLET KE I:
Indonesia Tanah Airku.
Tanah tumpah darahku.
Disanalah aku berdiri.
Jadi pandu Ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku.
Hiduplah negeriku.
Bangsaku, rakyatku semuanya.
Bangunlah jiwanya.
Bangunlah badannya.
Untuk Indonesia Raya.
KOUPLET KE II:
Indonesia Tanah yang Mulia,
Tanah kita yang kaya.
Disanalah aku berada.
Untuk selama - lamanya.
Indonesia Tanah Pusaka.
Pusaka kita semuanya.
Marilah kita mendoa.
Indonesia bahagia.
Suburlah Tanahnya.
Suburlah jiwanya.
Bangsanya , Rakyatnya semuanya.
Sadarlah hatinya.
Sadarlah budinya.
Untuk Indonesia Raya.
KOUPLET KE- III
Indonesia tanah yang suci.
Tanah kita yang sakti.
Disanalah aku berdiri.
Jaga ibu sejati.
Indonesia Tanah berseri.
Tanah yang aku sayangi.
Marilah kita bernyanyi.
Indonesia abadi.
Selamatlah Rakyatnya.
Selamatlah puteranya.
Pulaunya, Lautnya semuanya.
Majulah Negerinya.
Majulah Negerinya.
Majulah Pandunya.
Untuk Indonesia Raya.
ULANGAN
Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka.
Tanahku, negeriku yang kucinta.
Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
Kilasan sejarah ini saya petik dari buku SEDJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA karangan Oerip Kasansengari dan dicetak oleh P.D. Pertjetakan Grafika Karya tahun 1967.
Semoga dengan mengetahui sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ini kita semakin menghargai dan mencintai negara kita ini.
Demikian sharing saya, semoga bermanfaat dan memberi inspirasi :)
No comments:
Post a Comment