Ketika sedang mengantar siswa berkemah di sekitar daerah Pacet, saya berjalan - jalan di sekitar hutan lokasi kegiatan. Tanpa sengaja saya melihat ke bawah dan menemukan buah yang unik yang bentuk dan ukurannya menyerupai buah keres (kersen).
Namun yang unik dari buah ini adalah warnanya yang biru. Terus terang saya belum pernah menemui buah ini, sehingga sepintas muncul dalam pikiran bahwa ini adalah ulah iseng orang yang bisa-bisanya dan mungkin kurang kerjaan sehingga ada waktu untuk mengecat buah ini 😛.
Buah apakah ini? Saya mencoba bertanya pada petugas yang merawat lokasi ini, dan mendapat jawaban bahwa buah "unik" itu bernama Jenitri. Saya menjadi penasaran dengan tanaman ini dan mencoba mencari informasi lebih banyak lagi.
PERIHAL NAMA
Dari penelusuran di internet, ternyata tanaman berbuah biru ini cukup populer dan memiliki banyak nama
Di India, biji tanaman ini dikenal sebagai ‘Rudraksha’ yang berarti “Air Mata Dewa Siwa”. Dikarenakan menurut mitos bahwa tumbuhan ini berasal dari air mata Dewa Siwa yang menetes di bumi. Karena mitos itu pulalah maka biji ini dianggap suci, keramat dan dipercaya mampu membersihkan dosa.
Di Indonesia, selain nama Jenitri / Ganitri / Ganetri di beberapa daerah tanaman ini juga memiliki nama lokal yang berbeda- beda, antara lain : Klitri (Madura), Sambung Susu (Jawa), Biji Mala (Bali), Biji Sima (Sulawesi Selatan), Katulampa (Bogor) dan ada juga daerah lain yang menyebutnya dengan nama Mata Dewa atau Mata Siwa.
Dan di Amerika dikenal sebagai Utrasum Bead.
Beberapa sumber menyebutkan nama latin dari tanaman ini adalah Elaeocarpus Ganitrus namun ia juga memiliki nama sinonim lainnya, antara lain : Elaeocarpus serratus L., Elaeocarpus adenophyllus Wall., Elaeocarpus barnardii Burkill, Elaeocarpus cuneatus Wight, Elaeocarpus ganitrus Roxb. ex G.Don, Elaeocarpus malabaricus Oken, Elaeocarpus perim-kara DC., Elaeocarpus perincara Buch.-Ham., Elaeocarpus sphaericus (Gaertn.) K.Schum., Ganitrus roxburghii Wight, Ganitrus sphaerica Gaertn., Misipus serratus Raf., dan Monocera serrata Turcz.
Benar- benar tanaman unik dengan sejuta nama! 😬
KLASIFIKASI ILMIAH
Ada sumber yang menuliskan bahwa tanaman Jenitri ini memiliki nama latin E. Ganitrus dengan nama Genus Elaeocarpus, dari famili Elaeocarpaceae dan Ordo Oxalidales, dari Kerajaan Plantae.
Dari Wikipedia, tanaman ini ini dari Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Oxidales, Famili Eleaocarpaceae dan Genus Elaeocarpus .
Sedangkan sumber lain menuliskan bahwa tanaman ini termasuk dalam Divisi : Spermatophyta, Sub Divisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae , Bangsa : Malvales, Famili / Suku : Elaeocarpaceae, Genus : Elaeocarpus.
Sepertinya dari berbagai berbedaan klasifikasi sumber- sumber tersebut ada satu simpulan yang sama, yaitu bahwa tanaman ini masuk dalam famili Elaeocapaceae.
MASUK KE INDONESIA
Konon Tanaman Jenitri masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh seseorang India dan ditanam di darah Kauman, Kebumen, Jawa Tengah. Orang India ini kemudian berganti nama menjadi Mukti dan mengajarkan cara menanam dan membudidayakan Jenitri pada masyarakat sekitar. Mungkin karena hal ini maka nilai jual Jenitri asal Kebumen ini lebih tinggi dibanding dari daerah lain.
ASPEK EKONOMI
Karena awet biji Jenitri ini sering dijadikan manik-manik, mata tasbih atau rosario.
Dari negara- negara di dunia, India adalah negara yang paling banyak membutuhkan Jenitri, namun sayangnya ia hanya bisa memproduksi sekitar 5% dari kebutuhannya. Selebihnya ia mengimpor dari negara Indonesia (70%) dan Nepal (20%) dan sisanya dari negara lain.
Sumber informasi :
1. https://www.rimbakita.com
2. https://staff.blog.ui.ac.id
3. Wikipedia.com
No comments:
Post a Comment