Friday, June 9, 2023

CARA MENGHITUNG IHSG

Seringkali ketika mendengarkan sebuah siaran berita di televisi atau radio, di penghujung acara sang reporter menyampaikan informasi tentang pergerakan nilai IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) hari ini. 

Apakah IHSG itu? 

Bagaimana cara menghitungnya?

Saya tidak berminat untuk masuk dalam bisnis di dunia saham, namun  tertarik untuk mencari tahu dari mana dan bagaimana angka - angka IHSG itu bisa diperoleh? 

Sebagai langkah awal saya mencoba mengetikkan kalimat "IHSG hari ini" pada kolom pencarian di halaman Google.

Dan hasil yang saya dapatkan adalah sebagai berikut : 


Dari gambar tersebut, saya mencoba untuk menduga dan menafsirkan data- data itu sebagai berikut : 
  • Nilai IHSG hari ini adalah 6.678,24 
  • Nilai ini mengalami kenaikan sebesar +112,51 poin dibanding hari sebelumnya.
  • Atau naik sekitar 1,71% dibanding sebelumnya 
  • Saat dibuka hari ini nilai IHSG nya 6.599,48 
  • Nilai terendah IHSG hari ini 6.598,32 dan nilai tertingginya 6.683,09 
  • Saat ditutup kemarin, nilai IHSG nya 6.565,73 
Kemudian saya mencoba untuk mengutak- atik angka - angka ini guna mendapatkan hubungan keterkaitan antar angka yang satu dan yang lainnya. Dari hasil utak - atik tersebut, saya mendapatkan hasil sebagai berikut: 
  •  Nilai kenaikan +112,51 poin = adalah hasil pengurangan IHSG hari ini dengan IHSG saat ditutup kemarin, Perhitungannya adalah 6.678,24 - 6.565,73 = 112,51
  • Sedangkan prosentase kenaikannya dihitung dari selisih IHSG hari ini dan kemarin, dibandingkan IHSG kemarin, dikali 100%. Perhitungannya (112,51x100% ): 6.565,73 = 1,71%
Kemudian saya beralih ke angka IHSG 6.678,24 . 
  • Dari mana angka ini berasal??? 
  • Apakah dulu di awal penghitungannya dimulai dari angka Nol atau Satu???
Saya menduga bahwa angka ini bukanlah hasil utak - atik dari data- data pada gambar di atas, melainkan ada hitungan tertentu dan perlu data yang lain.

Setelah beberapa lama melakukan pencarian, beruntung saya mendapatkan file Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia tahun 2010. Dari buku inilah sebagian besar pertanyaan saya terjawab.

Dari buku tersebut saya menemukan beberapa informasi sebagai berikut: 
  • IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) mulai diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983, untuk digunakan sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa.
  • Sebagai awal perhitungan IHSG, ditetapkan tanggal 10 Agustus 1982 sebagai Hari dasar dengan nilai indeks 100. 
  • Perhitungan nilai IHSG menggunakan rumus: Indeks = (Nilai Pasar / Nilai Dasar) x 100 

Untuk dapat lebih memahami hal ini, berdasarkan contoh - contoh pada buku tersebut, saya mencoba membuat simulasi dan pengandaian sederhana sebagai berikut. 


Saya mengandaikan bahwa pada saat HARI DASAR (awal perhitungan) hanya ada 5 perusahaan (emiten) saja yang tercatat dalam bursa efek, yaitu Perusahaan A,B,C,D dan E. Yang mana masing - masing perusahaan itu mengeluarkan sejumlah saham dengan nominal tertentu, sebagaimana tampak pada tabel berikut:


Pada tabel ini terdapat keterangan jumlah saham, harga saham dan nilai pasar masing- masing perusahaan, untuk kondisi hari ini dan sehari sebelumnya.

Jika masing - masing nilai pasar tiap perusahaan ini kemudian dijumlahkan, maka didapatkanlah Nilai Pasar secara keseluruhan. Nilai Pasar keseluruhan inilah yang nantinya dijadikan sebagai komponen penting dalam perhitungan IHSG! 

Dikarenakan Hari Dasar adalah awal dari perhitungan, maka otomatis tidak ada data pembanding di hari sebelumnya. Oleh sebab itu maka ditetapkan bahwa Pada Hari Dasar, Nilai Dasar yang dipakai adalah sama dengan Nilai Pasar. 

Dengan memasukkan data- data di atas ke dalam rumus Indeks = (Nilai Pasar / Nilai Dasar) x 100, akhirnya kita mendapatkan bahwa nilai IHSG pada Hari Dasar ini adalah sama dengan 100! 
  • IHSG = (5.000.000 / 5.000.000) x 100 = 100

Lalu bagaimana dengan hari berikutnya? 


Diandaikan pada hari pertama setelah Hari Dasar terjadi transaksi yang mengakibatkan perubahan nilai saham dari perusahaan A dan B sebagai berikut:

Dengan menggunakan tabel di atas, kita mendapatkan data sebagai berikut :
  • NPS (Nilai Pasar Sebelumnya) = Rp 5.000.000,-
  • NDS (Nilai Dasar Sebelumnya) = Rp 5.000.000,-
  • NPB (Nilai Pasar yang Baru) = Rp 4.965.000,-
Untuk keperluan perhitungan IHSG, disamping NPB kita masih memerlukan 1 data penting lagi, yaitu NDB (Nilai Dasar yang Baru) . Angka NDB ini bisa sama dengan NDS, tetapi bisa juga berbeda. Untuk kasus dimana perubahan NPB hanya semata - mata diakibatkan oleh naik- turunnya harga saham saja, Nilai Dasar yang Baru sama dengan Nilai Dasar Sebelumnya. NDB = NDS. 
  • NDB (Nilai Dasar yang Baru ) = Rp 5.000.000,--
Dengan membandingkan NPB dan NDB inilah, maka nilai IHSG nya dapat ditentukan sebagai berikut:
  • IHSG = (4.965.000 / 5.000.000) x 100 = 99,3
  • Perubahan ini dinyatakan sebagai penurunan poin sebesar : 99,3 - 100 = -0,7
  • atau persentase penurunannya : (4.965.000 - 5.000.000)x100 /5.000.000 = -0,7%

Pada hari berikutnya terjadi peristiwa transaksi saham pada perusahaan A,C dan D yang mengakibatkan nilai pasar pada saat penutupan (NPB) menjadi Rp 5.040.000 
Karena peristiwa hari ini murni hanya perubahan harga saham, maka NDB = NDS = Rp 5000.000, sehingga per
hitungan nilai IHSG menjadi ....
  • IHSG = (5.040.000 / 5.000.000) x 100 = 100,8
  • Perubahan nilai ini dinyatakan sebagai kenaikan sebanyak : 100,8 - 99,3 = 1,5 poin 
  • atau terjadi prosentase kenaikan sebesar: (5.040.000 - 4.965.000)x100 /4.965.000 = 1,51%
Dari perhitungan di atas kita mendapatkan gambaran bagaimana pentingnya NPB dan NDB serta keterkaitannya dengan NPS dan NDS. Dari simulasi tersebut kita bisa melihat dinamika naik turunnya nilai IHSG diakibatkan naik turunnya harga saham suatu perusahaan yang terdaftar. Jika sebagian besar perusahaan- perusahaan yang terdaftar itu harga sahamnya naik, maka nilai IHSG juga akan naik. Demikian pula sebaliknya jika banyak perusahaan itu mengalami penurunan harga saham. Hal ini sesuai dengan tujuan utama dari perhitungan IHSG, yakni sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa.

Namun dalam kenyataannya kejadian di bursa saham tidaklah sesederhana itu. Ada banyak peristiwa yang sifatnya NON PERGERAKAN HARGA SAHAM, yang harus dicatat dan masuk dalam tabel, tetapi pada saat yang bersamaan tidak boleh mempengaruhi nilai IHSG. 

Untuk mengatasi hal ini, demi menjaga agar nilai IHSG adalah murni sebagai indikator pergerakan harga saham saja, maka dalam perhitungannya untuk peristiwa - peritiwa tersebut dilakukanlah Adjusment / Penyesuaian pada NDB. 

Berikut adalah contoh peristiwa yang tidak boleh mempengaruhi nilai IHSG, dan cara melakukan penyesuaian (adj) terhadap Nilai Dasarnya.

1. TERJADI PENAMBAHAN DATA EMITEN BARU 
Semisal pada hari berikutnya terjadi penambahan emiten baru Perusahaan F. Perusahaan ini menjual saham sebanyak 1500 lembar dengan harga Rp 100 perlembarnya. 
Dari tabel di atas, didapatkan data :
  • NPS = Rp 5.040.000,-
  • NDS = Rp 5.000.000,-
  • NPB = Rp 5.190.000,-
Karena penambahan anggota baru termasuk peristiwa Non Pergerakan Harga Saham, maka dilakukan Adj tehadap NDB sebagai berikut :
  • Adj = 1500 x Rp 100 = Rp 150.000,-
  • NDB = (NPS + Adj) x NDS : NPS = (5.040.000 + 150.000) x 5.000.000 : 5.040.000 = 5.148.810 . Nilai NDB yang sudah disesuaikan inilah yang nantinya digunakan sebagai perhitungan.
Dengan menggunakan nilai NDB yang sudah disesuaikan ini, maka didapatkan :
  • IHSG = (5.190.000/5.148.810)x100 = 100,8
Sesuai dengan yang diharapkan, ternyata penambahan anggota baru ini setelah dihitung dengan melakukan penyesuaian, nilai IHSG nya TIDAK BERUBAH!


2. TERJADI PENGHAPUSAN DATA EMITEN LAMA 
Pada kasus berikutnya, mungkin dikarenakan oleh kemauan sendiri atau akibat sanksi dari suatu pelanggaran, Perusahaan E yang memiliki 5000 lembar saham dengan harga Rp 150 perlembar, dihapus dari tabel (De-Listing)
Untuk kasus ini dilakukan penyesuaian sebagai berikut :
  • Adj = -5000 x Rp 150 = Rp -750.000,- 
  • NDB = (NPS + Adj) x NDS : NPS = (5.190.000 - 750.000) x 5.148.810 : 5.190.000 = 4.404.762 
Dengan menggunakan data NDB ini, maka nilai IHSG nya bisa dihitung sebagai berikut :
  • IHSG = (4.440.000/4.404.762) x 100 = 100,8 
Sekali lagi, dengan penyesuaian ini menghasilkan nilai IHSG yang tidak berubah!

3. TERJADI PENAMBAHAN JUMLAH SAHAM OLEH EMITEN LAMA 
Ada kasus lain dimana perusahaan yang sudah terdaftar dalam bursa itu ingin menambah jumlah sahamnya. Semisal Perusahaan A yang semula jumlah sahamnya 1000 ingin menambah sebanyak 1250 sehingga total menjadi 2500 dengan harga @ Rp 470,-
Untuk kasus ini, dilakukan penyesuaian sebagai berikut :
  • Adj = 1250 x 470 = 587.500 
  • NDB = (NPS + Adj) x NDS : NPS = 4.987.559

4. TERJADI PEMECAHAN JUMLAH SAHAM OLEH EMITEN LAMA
Bisa juga terjadi karena pertimbagan tertentu sebuah perusahaan melakukan Stock-Split atau pemecahan harga saham. Sebagai contoh Perusahaan C yang sebelumnya menjual 3000 saham dengan harga Rp 410 perlembar, mengubahnya menjadi 6000 saham dengan harga Rp 205 perlembar.
Dalam kasus Stock-Split seperti ini asalkan fraksi harganya sesuai sebagaimana tampak pada tabel di atas, ternyata tidak berdampak pada NPB, sehingga dengan sendirinya tidak mempengaruhi nilai IHSG.

Disamping peristiwa- peristiwa di atas, masih banyak peristiwa lain yang sifatnya Non Pergerakan Harga Saham. Peristiwa - peristiwa ini harus tercatat dalam tabel namun tidak boleh mempengaruhi hasil akhir perhitungan IHSG. Untuk melakukan adjustmen terhadap kasus - kasus tersebut adakalanya dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, namun adakalanya juga melalui beberapa tahapan langkah.

Semenjak diumumkan tanggal 1 April 1983, dengan penetapan Hari Dasar sebagai awal perhitungan 10 Agustus 1982, nilai IHSG senantiasa dinamis dan berubah sesuai kondisi saham yang diperjualbelikan di bursa efek. 

Berikut adalah beberapa catatan nilai IHSG semenjak 1982

  • 10 Agustus 1982 : IHSG = 100 
  • Desember 1996 : IHSG = 637 
  • Desember 1998 : IHSG = 398 
  • Desember 2003 : IHSG = 679 
  • Desember 2004 : IHSG = 1000 
  • Desember 2012 : IHSG = 4316 
  • April 2013 : IHSG = 5000 
Bagi orang awam informasi nilai IHSG ini tidaklah terlalu penting dan kecil dampaknya bagi kehidupan mereka. Namun bagi para pengamat ekonomi dan investor, pergerakan mengenai angka - angka ini adalah asupan penting bagi mereka dalam menganalisa dan membuat keputusan.

Pembahasan tentang IHSG ini sangatlah luas, dan masih banyak pengetahuan lain seputar materi ini. Namun karena keterbatasan yang ada saya mencukupkan diri hingga di sini.

Demikian sharing pengalaman dan catatan saya ketika mencari tahu dan mempelajari tentang cara menghitung nilai IHSG. Semoga informasi ini bermanfaat dan memberi inspirasi :)


No comments:

Post a Comment