Saturday, March 14, 2020

ASAL USUL GAMBAR KARTUN

Kartun adalah gambar lucu menggelikan yang mengundang senyum atau tawa. Gambar jenis ini banyak bertebaran di sekitar kita dan bahkan tanpa sadar kita hampir tiap hari terlibat dengannya. Baik dalam bentuk serius seperti gambar karikatur (editorial kartun) yang mengkritik kebijakan pemerintah dengan menggunakan media koran atau media sosial,  ataupun sekedar simbol emoticon sebagai pembawa suasana akrab  😊

Bila kita sejenak melihat ke belakang, maka kita akan mendapati fakta bahwa gambar kartun itu tidak selamanya lucu atau menghibur.

Berikut sekilas kisah tentang asal - usul gambar kartun 

KARTUN SEBAGAI GAMBAR PERSIAPAN
Pada awalnya istilah gambar kartun itu muncul sekitar abad ke-16 pada masa resaisance. Namun istilah gambar kartun ini bukanlah merujuk pada gambar lucu seperti yang kita kenal saat ini. melainkan pada sebuah gambar berukuran besar yang dipakai oleh para seniman untuk persiapan pembuatan sebuah fresco atau permadani.

Pada masa itu para seniman sering mendapat pekerjaan untuk pembuatan lukisan dinding yang disebut fresco. Dalam pembuatan karya jenis ini, sang seniman harus melakukan pengecatan pada saat kondisi plester lapisan dinding masih agak basah (lembab), dengan tujuan agar catnya dapat meresap masuk dalam lapisan tembok tersebut. 

Karena ukuran dinding yang cukup luas dan pengecatan harus terselesaikan sebelum lapisan plester mengering, maka sang seniman mengerjakannya bagian perbagian. 

Untuk dapat melakukan hal ini maka perlu dibuat sebuah gambar jiplakan yang digunakan sebagai panduan dalam menggambar pada dinding itu. Gambar panduan ini ukurannya dibuat sama persis sesuai luas dinding yang hendak dilukis dan dibuat pada kertas yang kaku dan tebal agar tidak mudah rusak. Gambar panduan ini disebut gambar kartun.

(Apakah karena ini, kertas yang tebal dan kaku yang kita kenal saat ini disebut dengan kertas karton???😕 mengenai hal ini saya belum menemukan rujukannya)

Hal yang sama juga dilakukan seniman ketika ia akan membuat sebuah lukisan permadani. 

Gambar - gambar kartun ini selain sebagai jiplakan, juga untuk ditunjukkan  kepada pemesannya. Sehingga dengan melihat gambar ini, sang pemesan dapat membayangkan bagaimana bentuk karya seni yang akan didapatkannya, dan bilamana perlu bisa dilakukan perbaikan sebelum diwujudkan dalam bentuk fresco atau permadani. 

Berikut adalah contoh gambar kartun yang dibuat seniman lukis Rafael pada sekitar tahun 1510. Gambar kartun ini nantinya digunakan sebagai panduan pembuatan karya fresco dengan judul Athens School.
Gambar semacam ini kemudian dibagi dan dipotong- potong untuk  dijiplakkan pada dinding dan diselesaikan bagian perbagian. 
Jadi dalam masa ini bisa dikatakan bahwa gambar kartun adalah gambar setengah jadi yang dibuat sebagai persiapan untuk pembuatan karya fresco atau permadani. 

KARTUN SEBAGAI GAMBAR KRITIK
Namun pada abad ke-19, kata kartun itu mengalami pergeseran makna. 

Hal ini berawal ketika pada tahun 1834 terjadi kebakaran di gedung parlemen Inggris Westminster Palace .

Untuk merenovasi gedung tersebut agar tampak lebih indah, maka diadakanlah sebuah lomba membuat gambar kartun (dalam artian sebagai gambar persiapan seperti uraian di atas) yang rencananya akan dipakai untuk pembuatan fresco sebagai penghias dinding gedung tersebut.

Mungkin karena kondisi ekonomi Inggris saat itu tidak terlalu bagus, dan renovasi ini dianggap sebagai menghambur- hamburkan uang saja, Majalah Punch bereaksi dan mengkritisinya melalui serangkaian gambar sindiran.

Gambar kritikan yang pertama dipublikasikan tahun 1843 dan diberi nama CARTOON NO 1.
Gambar CARTOON NO 1 ini dibuat oleh John Leech dan diberi judul SUBSTANCE AND SHADOW. Dalam Cartoon no 1 ini ditampilkan gambaran sebuah pameran gambar "kartun" (dalam artian sebagai gambar persiapan pembuatan fresco). 

Namun ironis dengan tema gambar - gambar "kartun" yang mewah dan megah itu, pameran ini justru dihadiri oleh orang - orang yang miskin dengan pakaian kusut. 

Jelas sekali bahwa sekalipun judulnya CARTOON NO 1, gambar ini sama sekali tidak ditujukan untuk membuat fresco, justru sebaliknya menyindir dan mengkritisi kebijakan pemerintah yang dipandang tidak peka terhadap penderitaan rakyatnya.

Sebagai kelanjutannya, kemudian Majalah Punch mempublikasikan gambar sejenis yang diberinya nama CARTOON NO 2, 3, 4 , ... 10. Gambar - gambar itu memiliki ciri yang sama, yakni mengkritisi kebijakan pemerintah dan gaya hidup pejabatnya.

Semenjak itulah istilah CARTOON (kartun) menjadi populer dan dikenal sebagai gambar sindiran, sinis atau olok- olok terhadap sebuah kebijakan atau gaya hidup pejabat.

Gambar - gambar kartun semacam ini hingga sekarang masih bertebaran di koran atau majalah sebagai wakil dari suara rakyat atas kebijakan yang dibuat oleh pemerintahnya.

KARTUN SEBAGAI GAMBAR ANIMASI
Pada tahun 1914 seorang seniman komik, karikaturis dan sekaligus kartunis bernama Windsor McCay mempublikasikan sebuah film animasi pendek berjudul GERTIE THE DINOSAUR. Film ini ia sebut sebagai film kartun. 


Dalam proses pembuatannya Windsor McCay menggunakan ribuan gambar berurutan yang kemudian difoto menjadi rangkaian klise dan kemudian ditayangkan melalui proyektor.

Sebelumnya Windsor McCay juga membuat film animasi serupa dengan judul LITTLE NEMO pada tahun 1911. Dan 3 tahun sebelumnya seniman yang lain, Emile Cohl telah merintisnya lewat karya Fantasmagorie pada tahun 1908. 

Film kategori animasi ini dikemudian hari menjadi populer, dan langkah Windsor McCay ini diikuti oleh beberapa seniman komik dan kartun yang lain. 

Sehingga di tahun - tahun berikutnya terciptalah tokoh - tokoh kartun seperti Mickey Mouse, Popeye, dan sebagainya . Film - film animasi ini kemudian populer di masyarakat dan dikenal sebagai film kartun.

Gambar - gambar dalam film ini dibuat sederhana namun garis - garisnya tegas dan jelas. Pembuatan gambar sederhana ini bisa dipahami karena untuk dapat menghasilkan efek seolah - olah  bergerak, perdetiknya diperlukan gambar kurang lebih 15. Jadi untuk menghasilkan film dengan durasi 1 menit saja maka setidaknya gambar yang diperlukan adalah 900 Gambar! 

Mungkin karena gambarnya yang sederhana, menarik, lucu dan mudah ditiru, karakter - karakter kartun ini menjadi kemudian menjadi populer dan digemari masyarakat, sehingga semua gambar dengan ciri bentuknya sederhana dan lucu disebut sebagai gambar kartun.

Dalam bentuk paling sederhana kita mengenalnya sebagai emoji / emoticons 😁😀😂😃😄😅😆😊😋😍😎😛😜😝

KARTUN SEBAGAI GAMBAR HUMOR 
Pada tahun 1925 majalah The New Yorker mempopulerkan suatu gambar kartun jenis baru. Alih - alih menyindir dan mengkritik kebijakan pemerintah, gambar kartun ini lebih menekankan pada kritik pada kebiasaan masyarakat atau relasi antar sesama manusia dengan titik berat sisi humornya. 

Dalam kartun ini ditampilkan sosok suami yang lemah, anak yang lebih pintar dari orang tuanya, akal- akalan pencuri yang apes, dan sejenisnya yang pada akhirnya menimbulkan situasi yang konyol dan lucu untuk tujuan menghibur.

Kartun- kartun semacam ini pada halaman koran atau majalah disisipkan pada rubrik humor. Sedangkan kartun yang menyindir dan mengkritik sebuah kebijakan diletakkan pada rubrik opini.

PENUTUP
Dari semua pengertian kartun di atas, menurut saya definisi yang paling populer dipakai oleh masyarakat saat ini adalah kartun dalam pengertian gambar humor yang lucu dan menghibur, sedangkan gambar yang bersifat menyindir dan mengkritik disebut karikatur.

Demikian catatan dan sharing saya, semoga bermanfaat dan memberi inspirasi :)

CATATAN: 
Postingan ini adalah salinan artikel yang saya publikasikan di sipentol.blospot.com yang beberapa versi awalnya pernah saya tulis pada blog - blog rintisan sebelumnya. 

No comments:

Post a Comment