Saturday, January 20, 2024

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN BERAS DI INDONESIA

Pada awal Maret tahun lalu ada wacana dari menteri perekonomian untuk mengimpor beras sebanyak 1 - 1,5 juta ton . Katanya Indonesia negara agraris, kok masih impor beras ya? 😬

Sekedar ingin tahu penulis mencoba membuat sebuah hitungan matematis sederhana untuk memperkirakan berapakah jumlah beras yang diperlukan untuk menghidupi seluruh rakyat Indonesia selama 1 tahun.

Dalam hitungan ini penulis menggunakan asumsi bahwa seluruh penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi (beras) dengan porsi 100 gram dalam sekali makan dan makan 3 kali dalam sehari. 

Berdasarkan asumsi ini, maka dapat diperkirakan bahwa konsumsi tiap penduduk Indonesia dalam waktu 1 tahun (365 hari) adalah 100 x 3 x 365 = 109.500 gram atau 109,5 Kg. 

Penulis jadi ingat cerita teman sekolah yang hidup kost, ketika kembali dari mudik dibawain oleh orang tuanya beras 1 karung plastik, sekitar 25 kg .... lumayan bisa untuk konsumsi selama 3 bulan 😁

Dari situs liputan6.com penulis mendapatkan informasi bahwa  jumlah penduduk Indonesia tahun 2020 adalah 271.349.889 jiwa

Maka dengan asumsi konsumsi perorangan dan data jumlah penduduk di atas, dapatlah dihitung perkiraan jumlah beras yang diperlukan oleh Negara Indonesia pada tahun 2020, yaitu: 109,5 kg x 271.349.889 jiwa = 29.712.812.845,5 kg atau kalau dibulatkan dan disederhanakan maka diperoleh angka  sekitar 30 juta ton pertahun! 😲

KETERSEDIAAN STOK BERAS

Dari situs bps.go.id diperoleh data bahwa produksi beras Indonesia tahun 2020 adalah 31,63 juta ton. Jadi jika hitungan di atas benar, maka seharusnya masih ada surplus! 😁 Lalu apakah itu artinya Indonesia tahun depan tidak perlu melakukan impor beras?

PERLUNYA CADANGAN STOK PANGAN 

Dikutip dari situs wartaekonomi.co.id, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menjelaskan bahwa Bulog sebagai penyangga kebutuhan pangan, membutuhkan minimal 1,5 juta ton untuk cadangan jika terjadi kebutuhan mendesak seperti bencana atau gagal panen.

Surplus yang ada di masyarakat ternyata tidaklah sepenuhnya bisa diserap oleh Bulog karena beberapa alasan, seperti kualitas yang tidak sesuai hingga kebiasaan masyarakat yang menyimpan beras untuk kebutuhan sendiri.

IMPOR BERAS 

Mengantisipasi kemungkinan adanya bencana alam ataupun gagal panen, pemerintah Indonesia selama beberapa periode membuka opsi impor beras untuk mengatasinya . Mengutip data dari situs lokadata.id impor beras Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2019 bersifat fluktuatif. Nilai impor terendah terjadi tahun 2005 sebesar 189,6 ribu ton dan tertinggi tahun 2011 sebesar 2,8 juta ton. 

Demikian catatan saya, semoga bermanfaat dan memberi inspirasi:)




No comments:

Post a Comment