Pada waktu awal mengajar saya mengalami kendala dalam hal konsistensi saat mengkoreksi pekerjaan siswa. Untuk sebuah tes dalam bentuk soal uraian, saya bahkan pernah sampai mengkoreksinya beberapa kali, dengan jumlah murid sekitar 40 orang. Lumayan melelahkan 😔
Dari pengalaman tersebut akhirnya saya menyadari perlunya membuat sebuah kriteria penilaian 😲
Sebaiknya sebelum memberikan tes, bersamaan dengan pembuatan soal, kita perlu menyusun kriteria penilaiannya. Dengan ini kita sudah memiliki ancang - ancang tentang bagaimana tes ini dilakukan dan bagaimana cara menilainya.
Berikut adalah cara yang saya pakai dalam menyusun sebuah kriteria penilaian:
SOAL BENTUK PILIHAN GANDA ATAU BENAR - SALAH
Untuk soal berbentuk pilihan ganda atau Benar - Salah, kriteria penilaiannya sangat mudah, cukup hanya diberi skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Nanti skor ini dikonversi menjadi nilai
SOAL BENTUK URAIAN
Untuk soal bentuk ini saya membaginya menjadi 2 golongan, yaitu : Soal dengan jawaban berupa uraian kalimat (teori) dan soal dengan jawaban berupa perhitungan.
Jika jawaban berupa uraian kalimat.
Contoh soal:
Jelaskan hal yang membedakan magnet dibanding besi biasa, ditinjau dengan teori magnet elementer!
Kunci jawaban:
Pada sebuah magnet , susunan magnet elementer di dalamnya dalam posisi searah sedangkan pada besi biasa susunan magnet elementernya acak.
Kriteria penilaian
- ada kata magnet elementer skor 1
- ada kata searah skor 1
- Susunan keseluruhan kalimat memiliki makna yang sesuai kunci jawaban skor 2
- Total skor untuk soal ini adalah 4
Contoh jawaban siswa:
- Magnet bisa menarik besi, sedangkan besi biasa tidak bisa (Skor Nol! karena jawaban tidak sesuai permintaan)
- Pada magnet susunan magnet elementernya teratur (skor = 4)
- Pada magnet searah (Skor =1)
- Pada magnet ada magnet elementer (Skor =1)
- Pada besi biasa susunan magnet elementernya searah (skor =2, kata kunci benar, tetapi makna tidak sama dengan kunci)
- Pada besi biasa susunan magnet elementernya acak (Skor = 4, sekalipun rumusan beda, makna sama dengan kunci)
Contoh Soal:
Sebuah kubus yang rusuknya 2 cm terbuat dari bahan yang massa jenisnya 2,5 gr/cm³. Hitunglah massa kubus tersebut !
Cara Penilaian:
Untuk soal dengan jawaban berupa perhitungan matematik, pada dasarnya ada 6 item penskoran:
- Identifikasi variabel / besaran --> Skor bergantung jumlah besaran yang ada pada soal
- Pemilihan rumus --> Skor 2
- Memasukkan angka yang diketahui pada rumus --> Skor 1
- Memproses hitungan --> Skor antara 1 - 2 tergantung kerumitan proses hitungan
- Hasil akhir hitungan --> Skor 1
- Satuan --> Skor 1
Diketahui : r = 2 cm, r = 2,5 g/cm3, Ditanya : m = ...? ----> Skor 3
V= rxrxr ---> Skor 2
V = 2x2x2 ---> Skor 1
V = 8 ---> Skor 1
m = →𝜌.V ---> Skor 2
m = 2,5 x 8 ---> Skor 1
m = 20 gr ---> Skor 2 (angka 20 skor 1, satuan skor 1)
Total Skor = 12
APA BEDA SKOR DAN NILAI ?
Pada kriteria penilaian soal uraian di atas saya menggunakan istilah skor ... lalu apa bedanya dengan nilai ?
Skor adalah pedoman bagi seorang guru untuk memberi nilai secara obyektif berdasarkan point - point yang dilakukan siswa, sedangkan nilai adalah akumulasi keseluruhan skor yang diperoleh siswa setelah melewati / mengerjakan serangkaian tes atau soal .
Untuk mengubah skor menjadi nilai digunakan rumus :
Misal dianggap pada saat tes hanya diberikan 2 soal di atas .
Setelah dikoreksi ternyata seorang siswa untuk kedua soal tersebut hanya mendapatkan jumlah skor 14 (Seharusnya jika benar semua, jumlah skor 4 + 12 = 16), maka nilai siswa tersebut adalah (14/16)x100 = 87,5
Untuk menyederhanakan perhitungan, sebaiknya pada saat merancang sebuah soal tes guru merancang paket soalnya sedemikian rupa sehingga total jumlah skor adalah 25, 50 atau 100
Demikian sharing saya, semoga bermanfaat dan memberi inspirasi
JOEL
No comments:
Post a Comment