Sabtu, 16 April 2005

CARA MEMBUAT TEROPONG BINTANG


Teleskop atau teropong adalah alat optik yang berfungsi untuk mengamati benda yang letaknya jauh. Dengan menggunakan  teropong maka benda - benda yang letaknya sangat jauh menjadi tampak lebih dekat.

Dalam tulisan kali ini, saya berbagi informasi tentang cara membuat teropong bintang sederhana dengan memanfaatkan 2 buah lensa cembung dan karton bekas.

Rabu, 21 April 2004

CARA MEMBUAT KAMERA SEDERHANA

Cara menggunakan Kamera sederhana
Dalam tulisan ini saya hendak sharing tentang cara membuat kamera sederhana, terkait mata pelajaran fisika bab alat optik.

Alat ini dapat dibuat oleh siswa dan digunakan sebagai salah satu penilaian untuk KEGIATAN MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR.

Lewat alat sederhana ini, guru dapat menjelaskan prinsip kerja lensa cembung dan sifat bayangan nyata yang dibentuknya

Bahan yang diperlukan cukup hanya karton, selotip, lensa dan tas kresek dengan menggunakan alat bantu Gunting/Cutter. 

Rabu, 03 Desember 2003

KISAH TENTANG ATOM DAN HANTU

Alkisah tersebutlah seorang ahli gambar hebat  yang mampu menggambarkan segala sesuatu yang dilihatnya dengan sangat hidup dan mempesona, sehingga mengundang decak kagum dari para penikmat karyanya.

Pada suatu ketika salah seorang penggemarnya bertanya , 

“ Pak,  apa rahasianya sehingga anda mampu menggambar sedemikian hebat ? “

“ Rahasianya ialah kebiasaanku untuk selalu berlatih, mengamati, berlatih, mengamati, dan berlatih lagi begitu seterusnya !” Jawab ahli gambar itu

“ Menurut  anda, di dunia ini  benda apakah yang paling sulit digambar ? “ 

“ Manusia ! “ 

“ Dan benda apakah yang paling mudah digambar ? “ 

“ Hantu ! “

“ Lho, kenapa hantu mudah digambar,  bukankah hantu itu tidak pernah bisa dilihat orang , bagaimana mungkin anda bisa dengan mudah  menggambarnya ? “

Senin, 06 Januari 2003

PENGAJARAN FISIKA DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKITAR

Fisika adalah mata pelajaran yang memerlukan banyak abstraksi dan imaginasi. Untuk dapat menyampaikannya dengan baik, tidak jarang guru dituntut untuk menghadirkan konsep atau hukum - hukum fisika dengan menggunakan sebuah model dan beragam alat peraga.

Mengingat harga alat peraga buatan pabrik pada umumnya "agak" mahal dan tidak jarang juga sulit untuk mendapatkannya, maka guru diharapkan dapat membuat sendiri alat peraga yang diperlukan dengan memanfaatkan benda - benda yang di sekitarnya. (beberapa contoh alat peraga sederhana dengan memanfaatkan barang - barang di sekitar kita sudah pernah penulis ulas pada tulisan sebelumnya)



Dalam tulisan kali ini penulis mengajak untuk sejenak mencermati kondisi dan fenomena lingkungan sekitar sekolah untuk dapat digunakan sebagai model atau alat peraga terkait mata pelajaran Fisika. Untuk sederhananya penulis membatasi tulisan kali ini pada pemanfaatan Seragam sekolah, ruang kelas, halaman, kegiatan siswa dan peristiwa alam yang mungkin terjadi di sekolah sebagai model atau alat peraga pengajaran fisika.

Selasa, 23 Juli 2002

CHILDREN LEARN WHAT THEY LIVE

Ada yang menganggap anak - anak adalah malaikat kecil yang lucu dan manis yang membawa kebahagiaan, namun ada pula yang berpikir bahwa anak - anak adalah biang masalah yang menjengkelkan dan membawa kerumitan. 

Ada yang berpikir bahwa anak - anak haruslah dididik dengan keras akan nilai - nilai hidup yang baik agar dapat bermanfaat bagi sesama, namun ada juga yang berpikir bahwa seorang anak tidak boleh dikekang melainkan harus diberi kebebasan yang lebih agar dapat mandiri dan bertahan hidup.

Terlepas dari pertentangan pandangan tersebut, saya yakin bahwa kita semua sepakat bahwa anak - anak dan siswa siswi kita adalah generasi penerus yang akan membentuk masa depan.

Bertepatan dengan HARI ANAK SEDUNIA ini, mungkin ada baiknya kita sejenak melakukan refleksi tentang anak - anak atau siswa siswi kita melalui tulisan yang dibuat oleh Dorothy Law Nolte.

Children Learn What They Live
by Dorothy Law Nolte, Ph.D.

If children live with criticism, they learn to condemn.
If children live with hostility, they learn to fight.
If children live with fear, they learn to be apprehensive.
If children live with pity, they learn to feel sorry for themselves.
If children live with ridicule, they learn to feel shy.
If children live with jealousy, they learn to feel envy.
If children live with shame, they learn to feel guilty.
If children live with encouragement, they learn confidence.
If children live with tolerance, they learn patience.
If children live with praise, they learn appreciation.
If children live with acceptance, they learn to love.
If children live with approval, they learn to like themselves.
If children live with recognition, they learn it is good to have a goal.
If children live with sharing, they learn generosity.
If children live with honesty, they learn truthfulness.
If children live with fairness, they learn justice.
If children live with kindness and consideration, they learn respect.
If children live with security, they learn to have faith in themselves and in those about them.
If children live with friendliness, they learn the world is a nice place in which to live.

Copyright © 1972 by Dorothy Law Nolte

Selasa, 04 Juni 2002

KISAH KUANTUM

Dunia kuantum adalah sebuah dunia lain dengan aturannya sendiri. Aturan - aturan dan hukum fisika yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari tampaknya tidak berlaku di dunia ini. 

Jika dalam kehidupan sehari- hari terdapat sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan yang teratur, maka masa depan benda itu dapat kita ramalkan dengan baik dan mendekati akurat.

Namun dalam dunia kuantum tidaklah demikian adanya. Di dunia ini, sebuah kepastian adalah sebuah pantangan. Yang pasti adalah ketidakpastian. Alih- alih dunia yang determinis dan terpetakan dengan rinci dan jelas, yang ada adalah kemungkinan belaka.

Ketika belajar tentang teori kuantum, kita dipaksa hanya percaya pada logika dan hitungan matematik belaka. Kalaupun ada bukti eksperimen, bukanlah jenis yang dapat kita lakukan sehari - hari atau diperagakan di depan kelas.